Pages

Sabtu, 20 Desember 2014

Strategi Pengembangan Pariwisata Solo (Bagian 1 - Manajemen Produk)

Menyambung artikel sebelumnya yang berjudul Sejarah Singkat Perkembangan Solo Sebagai Kota Pariwisata. Dalam artikel kali ini saya menguraikan hasil pengamatan dan studi kepustakaan yang saya lakukan mengenai strategi pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Solo dan  stakeholder pariwisata lainnya di Kota Solo. Artikel ini saya ambil dari paper tugas kuliah saya yang berjudul Manajemen Strategi Pengembangan Pariwisata Solo.
Kota Solo sudah sejak lama dikenal sebagai sebuah kota pariwisata. Namun, dalam hal pengelolan pariwisatanya, kota ini bisa dibilang cukup tertinggal apabila dibandingkan dengan kota tetangganya, Yogyakarta. Padahal potensi wisata yang dimiliki Solo sebenarnya cukup bisa bersaing dengan Yogyakarta. Apalagi kedua kota tersebut memiliki sejarah yang sangat erat dan corak budaya yang hampir sama. Menyadari hal tersebut, Walikota Solo periode 2005-2012, Joko Widodo (Jokowi) melakukan sejumlah gebrakan untuk mendongkrak jumlah wisatawan dan memantapkan posisi Solo sebagai destinasi wisata utama.
Langkah-langkah pengembangan pariwisata Solo memang terllihat semakin nyata pada era kepemimpinan Joko Widodo. Sebagai seorang pengusaha yang telah lama berkecimpung di dunia bisnis, Jokowi memahami prinsip-prinsip memasarkan sebuah produk ke konsumen. Dengan prinsip-prinsip itu, Jokowi pun memperlakukan Kota Solo sebagai sebuah produk yang harus dikelola sehingga mampu menjadi Kota yang memiliki daya kompetitif di mata masyarakat. Untuk mewujudkan itu, Kota Solo tidak saja melakukan branding strategy namun yang juga tidak kalah penting adalah memersiapkan fasilitas, sistem serta sarana dan prasarana  agar Kota Solo betul-betul menjadi kota yang maju dengan tetap memertahankan keunikan dan kekayaan budaya
Pemerintah Kota telah menerapkan makro desain dalam pengembangan pariwisata. Makro desain ini adalah sinergisitas antara tiga unsur penting yang meliputi manajemen produk, manajemen branding, dan manajemen konsumen.  Ketiga komponen tersebut harus saling bersinergi dan melengkapi satu sama lain secara proporsional. Berhubung materi yang saya tulis cukup panjang, dalam kesempatan kali ini saya hanya akan membahas salah satu strategi saja, yakni manajemen produk.

Manajemen Produk
Manajemen produk merupakan proses pengelolaan dan penyiapan dari objek wisata, baik objek wisata itu sendiri maupun sarana pra sarana lain yang mendukungnya.  Pemerintah Kota Solo telah memoles sejumlah produk wisata lama agar menjadi lebih menarik untuk dikunjungi. Seperti yang terlihat di Kampung Batik Laweyan misalnya, dengan penambahan detail dan pernak-pernik tertentu, seperti lampu kuno, traffic calming, dan lain sebagainya, kesan sebagai sebuah destinasi wisata tampak lebih kuat terasa dibandingkan sebelumnya.

Kampung Batik Laweyan
Sumber gambar: cahangonsolo.blogspot.com

Dalam melakukan manajemen produk ini, Pemerintah Kota tidak hanya terpaku pada objek wisata yang eksisting saja, tetapi juga menelurkan inovasi baru agar daya tarik wisata Solo lebih beraneka ragam dan tidak membosankan. Salah satu yang tidak kalah pentingnya adalah pengembangan atraksi wisata. Atraksi wisata merupakan faktor yang paling menentukan yang akan menarik wisatawan. Atraksi merupakan penyebab pertumbuhan dan yang pertama kali menarik pengunjung ke suatu objek wisata, sehingga pembangunannya cenderung dikembangkan terlebih dahulu. Atraksi wisata dikembangkan, direncanakan dan dikelola untuk kepentingan aktivitas dan kesenangan pengunjung.Atraksi wisata selain menarik dan baik juga harus memiliki ciri khas atau berbeda dari tempat asal wisatawan, mengingat wisatawan berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata ingin melihat sesuatu yang belum pernah dia ketahui atau yang tidak ada di tempat asalnya.
Sebelumnya Kota Solo mengandalkan situs-situs budaya dan atraksi budaya yang telah lama menjadi kegitatan rutin tahunan, antara lain sebagai berikut

Keraton Kasunanan

Situs Budaya
·         Keraton Kasunanan
·         Keraton Mangkunegaran
·         Museum Radyapustaka
·         Museum Batik Kuno Danarhadi

Atraksi Budaya
·         Kirab Malam 1 Suro
·         Sekaten
·         Grebeg Mulud, Grebeg Sawal
·         Jumenengan SISKS Pakubuwana

Taman Sriwedari
Sumber gambar: panoramio.com

Situs Lain
·         Kebun Binatang Jurug
·         Taman Sriwedari
·         Pasar Klewer
Adapun produk-produk wisata baru yang diciptakan atau direvitalisasi antara lain
Situs Baru
·    Taman Balekambang, dulunya merupakan tempat rekreasi keluarga Mangkunegara. Sempat digunakan sebagai pemukiman liar dan dikembalikan fungsinya sebagai tempat wisata.
·         Kampung Batik Laweyan
·         Kampung Batik Kauman
·         Museum Keris

Solo International Performing Art
Sumber gambar: en.tempo.co

Atraksi Wisata
·         Sepur Kluthuk Jaladara
·         Bus Tingkat Werkudara
·         Gladag Langen Bogan
·         Ngarsopuro Night Market
·         Solo International Ethnic Music (SIEM)
·         Solo Batik Carnival (SBC)
·         Solo Batik Fashion
·         Solo International Performing Arts (SIPA)
·         Solo Menari
·         Solo Keroncong Festival
·         Solo City Jazz
·         Rock in Solo
·         Festival Film Solo
·         Bengawan Solo Gethek Festival
·         Grebeg Sudiro
·         dan masih banyak lagi

5 komentar:

  1. solo banyak warisan budaya nya yah

    BalasHapus
  2. Iya, hhe...
    Karena Solo bersama Yogyakarta menjadi pusat Kerajaan Mataram yang merupakan penerus kekuasaan di tanah Jawa dari kerajaan-kerajaan sebelumnya. Sehingga sampai sekarang 2 kota itu menjadi pusat kebudayaan Jawa.

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas ilmu yang anda bagikan

    BalasHapus
  4. Website yang sangat menginspirasi, teruslah untuk mengembangkanya

    BalasHapus

Monggo bagi yang mau berkomentar, silakan mengisi kotak di bawah ini :)